Global Promotion Alliance
Lot of Visitors

Rabu, 28 April 2010

BUDIDAYA BELUT

1. SEJARAH SINGKAT
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki
sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di
sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal
dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan
sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya
baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.
3. JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema
caligans Cant (belut kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis
belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.
4. MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
1. Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2. Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3. Sebagai obat penambah darah.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian
tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan
kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan
kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3. Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
4. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk
bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut
dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam
induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut
remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2
tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran
5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm
sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
2. Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran,
kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm)
daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya
250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya
tampungnya 100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya
tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
4. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu
diplester.
5. Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang
diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
6. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan
jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal
10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun
dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik
selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara
perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar
kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi
lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
2. Penyiapan Bibit
1. Menyiapkan Bibit
1. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di
pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2
bulan.
2. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-
sarang bibit yang ada di alam.
3. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang
dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
4. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan
dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m 2 . Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10
hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan
ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk
ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran
sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ±
1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak
belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau
empat bulan.
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan.
Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang.
Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
3. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk
kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2. Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang
diberikan setiap 10 hari sekali.
3. Pemberian Vaksinasi
4. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada
gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-
berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan
kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
8. PANEN
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1. Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai
dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya
dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan
pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
9. PASCAPANEN
Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu
mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik,
sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai
berikut:
1. Biaya Produksi
1. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
2. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
3. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
4. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-
2. Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000,-
3. Keuntungan Rp. 422.000,-
4. Parameter Kelayakan Usaha 2,28
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup
baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang
baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar